Sunday, November 2, 2014

Pengendalian Vektor Nyamuk, Tikus, Lalat dan Kecoa

Prisilia Pineng (101511156)
Rina Nitalessy (101511228)
Debby Roring (101511041)



Pengendalian vektor terpadu dilaksanakan secara bersama dari beberapa metode, meliputi pengendalian fisik, biologi, kimia dan pemberdayaan masyarakat.
Pengendalian fisik dapat berupa penimbunan kolam, pengangkatan tumbuhan air, pengeringan sawah secara berkala setidaknya setiap dua minggu sekali dan pemasangan kawat kasa pada jendela.
Pengendalian biologi dapat berupa penebaran ikan dan Bacillus thuringiensis serta predator larva lainnya.

Pengendalian vektor DBD

1. Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)
PSN dilakukan dengan kegiatan 3M (mengubur,
menguras dan mengubur).
2.Pemasangan Ovietrap
Ovietrap adalah perangkap telur nyamuk, dengan meletakan tempat penampungan air di dalam maupun di luar rumah, dan membuang/mengganti airnya seminggu sekali.
3. Pengendalian Biologi
Menggunakan ikan predator larva, dan penaburan parasit dan Bacillus thuringiensis
4. Pengendalian Kimia
Menggunakan bahan kimia, seperti fogging, abate dan insektisida rumah tangga.
5. Repellent/Pengusir Nyamuk
Repellent digunakan saat jam kepadatan vektor tinggi, atau akan ke tempat-tempat umum yang memungkinkan kontak dengan nyamuk.


Pengendalian nyamuk Culex spp sebagai serangga pengganggu
Pengendalian nyamuk dapat dibagi menjadi tiga yaitu :

1. Pengendalian secara mekanik
Cara ini dapat di lakukan dengan mengubur kaleng-kaleng atau tempat-tempat sejenis yang dapat menampung air hujan dan membersihkan lingkungan yang berpotensial di jadikan sebagai sarang nyamuk Culex sp misalnya got dan potongan bambu. Pengendalian mekanis lain yang dapat dilakukan adalah pemasangan kelambu dan pemasangan perangkap nyamuk baik menggunakan cahaya lampu dan raket pemukul.

2. Pengendalian secara biologi
Intervensi yang di dasarkan pada pengenalan organisme pemangsa, parasit, pesaing untuk menurunkan jumlah Culex sp. Ikan pemangsa larva misalnya ikan kepala timah, gambusia ikan mujaer dan nila di bak dan tempat yang tidak bisa ditembus sinar matahari misalnya tumbuhan bakau sehingga larva itu dapat di makan oleh ikan tersebut dan merupakan dua organisme yang paling sering di gunakan. Keuntungan dari tindakan pengendalian secara biologis mencakup tidak adanya kontaminasi kimiawi terhadap lingkungan. Selain dengan penggunaan organisme pemangsa dan pemakan larva nyamuk pengendalian dapat di lakukan dengan pembersihan tanaman air dan rawa-rawa yang merupakan tempat perindukan nyamuk, menimbun, mengeringkan atau mengalirkan genangan air sebagai tempat perindukan nyamuk dan membersihkan semak-semak di sekitar rumah dan dengan adanya ternak seperti sapi, kerbau dan babi dapat mengurangi jumlah gigitan nyamuk pada manusia apabila kandang ternak di letakkan jauh dari rumah.

3. Pengendalian secara kimia.
Penggunaan insektisida secara tidak tepat untuk pencegahan dan pengendalian infeksi dengue harus dihindarkan. Selama periode sedikit atau tidak ada aktifitas virus dengue, tindakan reduksi sumber larva secara rutin, pada lingkungan dapat dipadukan dengan penggunaan larvasida dalam wadah yang tidak dapat dibuang, ditutup, diisi atau ditangani dengan cara lain.


Pengendalian Tikus
Beberapa metode pengendalian tikus sebagai yaitu:
1. Secara mekanik dan sanitasi
2. Memasang traps
3. Memberi Umpan
4. Caution to rodent trapping/safe handling


Pengendalian Lalat dan Kecoa
Kecoa merupakan serangga yang hidup di dalam rumah, restoran, hotel, rumah sakit, gudang, perkantoran, perpustakaan, dan lain-lain. Serangga ini sangat dekat kehidupannya dengan manusia, menyukai bangunan yang hangat, lembab dan banyak terdapat makanan. Aktif pada malam hari di dapur, tempat penyimpanan makanan, sampah, saluran-saluran air kotor.

Pada umumnya pengendalian kecoa dilakukan dengan menyemprotkan insektisida sintesis. Penggunaan insektisida sintesis memang memiliki beberapa keuntungan seperti kemudahan dalam mengoperasikannya, efektifitas yang tinggi, daya kerja yang cepat, dapat digunakan setiap waktu, serta mudah diperoleh. Namun penggunaan insektisida yang tidak tepat dan berlebihan secara terus menerus dapat mengakibatkan terjadinya resistensi pada serangga terhadap insektisida tersebut.

Beberapa metode dalam pengendalian lalat dan kecoa yaitu:
1. Traps and screen
2. Chemical control

No comments:

Post a Comment