Sunday, November 2, 2014

Pemberantasan Lalat sebagai Vektor Penyakit

Prisilia Pineng (101511156)
Rina Nitalessy (101511228)
Debby Roring (101511041)


Pemberantasan Lalat
Usaha pemberantasan lalat meliputi:
a. Tindakan penyehatan lingkungan
· Menghilangkan tempat-tempat pembiakan lalat
· Melindungi makanan terhadap kontaminasi oleh lalat
b. Membasmi larva lalat
c. Membasmi lalat dewasa
Usaha pemberantasan lalat harus merupakan salah satu program kesehatan lingkungan dari tiap-tiap Dinas Kesehatn Rakyat. Kadang-kadang perlu diadakan kampanye pembasmian lalat untuk menarik perhatian dan mendapatkan kerjasama serta bantuan masyarakat dalam sebuah ”Community fly control program”. 
Program semacam ini harus direncanakan dan dipersiapkan dengan seksama satu usaha kerjasama dari seluruh masyarakat karena usaha yang dilakukan secara individual tidak akan berhasil disebabkan jarak terbang lalat yang jauh.
Untuk satu community fly-control program perlu terlebih dulu dilakukan survey pendahuluan yang meliputi seluruh daerah untuk mencari tempat-tempat pembiakan lalat yang ada dan yang potensiil bisa menjadi tempat pembiakan lalat. Juga perlu diselidiki fly density dari jenis-jenis lalat yang terpenting di daerah itu. Survey pendahuluan ini diperlukan untuk dapat menentukan luasnya daerah yang harus dikontrol maupun intensitas serta macam tindakan pemberantasan yang perlu diambil.
Tindakan-tindakan penyehatan lingkungan harus merupakan tindakan-tindakan pokok terpenting untuk pemberantasan lalat, karena penggunaan zat-zat kimia saja tidak dapat menggantikan usaha-usaha sanitasi.
Hasil-hasil dari community fly-control program harus selalu dievaluasi dengan pemeriksaan fly-dencity pada waktu-waktu tertentu untuk menentukan effektivitas dari tindakan-tindakan pemberantasan yang dijalankan dan untuk menentukan dimana dan apabila tindakantindakan pemberantasan itu diperlukan. Untuk menentukan fly-density harus selalu dipakai alat dan cara yang sama supaya angkaangka dapat dipakai untuk perbandingan.
”Scudder grille” dapat dipakai untuk mengukur fly density. Untuk mengukur fly density scudder grill diletakkan diatas umpan, misalnya sampah atau kotoran hewan, lalu dihitung jumlah lalat yang hinggap diatas scudder griilitu.

Disamping menghitung jumlah dapat juga diperiksa jenis lalat. Kadang-kadang juga dipakai alat penangkap lalat. Ada banyak model penangkap lalat.
Prinsipnya ialah lalat diumpan supaya masuk kedalam alat penangkap dan tidak bisa keluar lagi. Juga dengan cara ini bisa diukur kepadatan lalat (fly density) dan jenis-jenis lalat disatu daerah.
Community fly-control program harus dipimpin oleh Dinas Kesehatan Rakyat karena Dinas Kesehatan Rakyat yang mempunyai wewenang untuk mengambil tindakan-tindakan kalau perlu dan mempunyai hubungan langsung dengan perusahaan, restoran-restoran dan instansi-instansi dalam hubungan dengan pengawasan kesehatan lingkungan.

Pembasmian Larva Lalat
Kotoran hewan ternak kalau setiap hari diangkat dari kandang lalu segera disebarkan diatas lapangan terbuka atau ditimbun dalam tempat-tempat yang tertutup rapat sehingga tidak masuk lalat akan tidak memungkinkan lalat berkembang biak didalamnya. Keadaan kering akan mematikan larva dan bahanbahan organik yang kering tidak disukai lalat sebagai tempat bertelur. Timbunan kotoran hewan bisa disemprot dengan diazinon dan malathion (sebagai emulsi) atau
insektisida lain (Ronnel, DDVP).

Pembasmian Lalat Dewasa
Untuk membasmi lalat dewasa bisa dilakukan penyemprotan udara:
1. Di dalam rumah: penyemprotan dengan 0,1% pyrethrum dengan synergizing agents.
2. Di luar rumah: fogging dengan suspensi atau larutan dari 5% DDT, 2% lindane atau 5% malathion. Tetapi lalat bisa menjadi resisten terhadap insektisida. Disamping penyemprotan udara (space spraying) bisa juga dilakukan.
3. Residual spraying dengan organo phosphorus insecticides seperti: Diazinon 1%, Dibrom 1%, Dimethoote, malathion 5%, ronnel 1%, DDVP dan bayer L 13/59. Pada residual spraying dicampur gula untuk menarik lalat.
4. Khusus untuk perusahaan-perusahaan susu sapi dipakai untuk residual spraying diazinon, ronnel dan malathion menurut cara-cara yang sudah ditentukan. Harus diperhatikan supaya tidak terjadi
kontaminasi makanan manusia, makanan sapi dan air minum untuk sapi, dan sapi-sapi tidak boleh disemprot.
5. Tali yang diresapi dengan insektisida (Inpregnated Cords) :
Ini merupakan variasi dari residual spraying. Talitali yang sudah diresapi dengan DDT digantung vertikal dari langit-langit rumah, cukup tinggi supaya tidak tersentuh oleh kepala orang. Lalat suka sekali hinggap pada tali-tali ini untuk mengaso, terutama pada malam hari. Untuk ini dipakai :
· Parathion : ini bisa tahan sampai 10 minggu
· Diazinon : ini bisa tahan sampai 7 minggu 

Karena parathion sangat toksis untuk manusia, hanya orang-orang yang berpengalaman dapat mengerjakannya dengan sangat hati-hati, dengan memakai sarung tangan dari kain atau karet. Kalau kulit terkena kontaminasi dengan parathion maka bagian kulit yang terkena harus segara disetujui dengan air dan sabun.

Umpan Lalat
Lalat dewasa bisa juga dimatikan dengan umpan dicampur dengan insektisida. Umpan itu diletakkan ditempat-tempat dimana biasanya banyak lalat berkumpul. Sebagai umpan dipakai gula, dalam bentuk kering atau basah. Yang bisa dipakai ialah : Diazinon, malathion, ronnel, DDVP, Dibrom, Bayer L 13/59. Umpan lalat tidak boleh dipakai didalam rumah.

No comments:

Post a Comment